Selasa, 17 Mei 2016

Andalas (Tanaman maskot Sumbar yang mulai dilupakan)

Andalas ( Morus macroura Miq.)
Andalas adalah tanaman khas Sumatera barat dan merupakan tanaman maskot Sumatera Barat. Salah Satu Universitas Tertua di Sumatera menggunakan nama Andalas yaitu Universitas Andalas. Bahkan beberapa nama daerah di Sumatera Barat ada yang disebut Andalas atau Andaleh  Namun sangat disayangkan karena saat ini banyak masyarakat MInang terutama mahasiswa yang tidak mengetahui bahwa pohon ini termasuk tanaman khas dan maskot daerah mereka. Lebih disayangkan lagi karena mereka tidak mengetahui bentuk dan ciri-ciri tanaman Andalas. Sehingga keberadaan tanaman Andalas di Sumatera barat sudah sangat sulit ditemukan bahkan didaerah Asalnya.

Tanaman Andalas juga memiliki potensi yang baik sebagai tanaman obat-obatan, karena mengandung senyawa kimia yang dapat mengobati berbagai penyakit. Menurut Hakim (2002) tumbuhan ini mengandung bahan kimia yang dapat  menghambat pertumbuhan pembiakan virus HIV.  Hakim et al (2008) melaporkan bahwa terdapat senyawa-senyawa oksiresveratrol, andalasin A dan andalasin B yang diisolasi sebagai komponen utama tumbuhan Andalas (M. Macroura). Senyawa ini merupakan senyawa-senyawa yang sangat potensial sebagai bahan antioksidan atau inhibitor tirosinase dan bisa digunakan sebagai bahan kosmetika untuk perlindungan dan pemutihan kulit atau anti browning.
  Saat ini populasi Andalas mulai sulit ditemukan, karena penebangan dan pemanfaatan pohon Andalas yang relatif tinggi oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak diimbangi dengan penanaman ataupun pemeliharaan kembali (Djam,an dan Muharam, 2008). Hasil penelitian Mahdane (2013) di Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar, hanya ditemukan sebanyak  266 individu tanaman Andalas yang tersebar di 6 Jorong. Hal ini disebabkan karena pohon Andalas sulit berkembang biak secara alami atau generatif, Dahlan (1993) menambahkan  pohon Andalas memiliki tipe bunga dioceus (berumah dua) yaitu antara bunga jantan dan bunga betina saling berjauhandan terdapat pada individu yang berbeda serta pembungaan yang tidak serentak sehingga akan sulit untuk melakukan perkawinan sendiri. 
Tanaman Andalas berupa pohon besar tingginya mencapai 35 m dengan diameter batang pohon dewasa mencapai 1m. Batangnya tegak dan lurus  sampai ketinggian 20 m dari permukaan tanah, batang tanaman ini tidak ditumbuhi oleh cabang-cabang. Ketebalan kulit batangnya mencapai 15 mm. Kulit batang ini berwarna kuning cokelat atau merah kuning. Daunnya merupakan daun tunggal dan berbulu pada  permukaan atasnya. Bulu-bulu ini menyebabkan rasa gatal bila disentuh (Widyastuti,1993)
Pohon Andalas mempunyai daun berwarna hijau berbentuk oval dengan pinggiran daun bergerigi. Permukaan daun sebelah bawah umumnya licin sementara permukaan sebelah atas kasar apabila diusap dari ujung daun ke pangkal daun. Warna daun akan berubah menjadi hijau tua bahkan menjadi hijau pekat kehitaman menjelang musim kemarau. Hampir sama dengan beberapa tumbuhan hutan lain  seperti jati dan surian, Andalas juga menggugurkan daunnya setahun sekali. Pada pohon Andalas, fase pengguguran daun merupakan periode peralihan dari periode vegetatif ke periode generatif. Setelah fase ini berlalu, umumnya sekitar satu bulan, maka akan muncul tunas-tunas baru diiringi dengan munculnya kuncup bunga (Mahdane, 2013).

 Pohon Andalas berbunga setiap tahun yaitu sekitar bulan September sampai Oktober. Bunga tersususn membentuk malai, terletak di ketiak daun, kelopak bunga halus, bercangap,hijau kekuningan; mahkota berbulu, warna putih kekuningan, benang sari empat, kepala sari dan putik satu, putih kekuningan. Berdasarkan sifat bunganya jenis ini dikelompokkan sebagai tumbuhan berumah dua (Dioceus) yaitu dalam satu pohon hanya terdapat satu jenis kelamin, jantan atau betina saja dan kadang-kadang jarak antara pohon jantan dan betina berjauhan sehingga tidak terjadi penyerbukan, walaupun demikian buah yang dihasilkan sangat banyak. Bunga jantan berbulu halus sedangkan bunga betina tidak berbulu sama sekali. Buahnya disukai oleh burung serta jenis vertebrata. Jadi jenis ini secara individu dalam satu tahun dapat berbuah 2 kali dan panen buah yang terbanyak biasanya didapatkan pada bulan Juli hingga Desember (Djam,an dan Muharam, 2008).
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar